HOME SWEET HOME

WELCOME TO MY LITLE HOUSE

Dan Beginilah Jalan ini Mengajariku

Oleh Sangprofesor


Berawal dari pertanyaan tentang bagaimana agar sholat itu khusyu’, berlanjut tentang bagaimana kita bisa yakin bahwa Allah itu benar2 ada. Kemudian, berkisahlah ia tentang ketentraman hati yang diperoleh orang2 nasrani. Hingga…

“….waktu itu, di pasar, aku baca artikel di selembar kertas pembungkus barang yang dibeli ibu, isinya tentang tata cara nikah agama kristen. Di ajaran mereka itu selalu bicara kasih dan kasih. dan kata temanku yang pernah pindah2 agama untuk mencari kebenaran dan akhirnya memilih kristen tadi, dia menemukan ketentraman di agamanya itu, karna yang diajarkan disana itu tentang kasih. Kenapa orang-orang islam tidak bisa seperti itu mbak? Kenapa orang-orang islam itu enggak kompak…terpecah-pecah…aku tuh maunya orang islam itu menyatu, mbak…. ”

Bulir-bulir bening itu menyeruak keluar dan membasahi pipinya. Dia menangis. Aku terdiam sejenak, membiarkan ia mengeluarkan emosi-emosi terpendam itu.

***

Dia, salah satu adik di forum kepemanduan AAI-ku di semester genap. Waktu itu aku belum memahami benar karakter dan kondisi dirinya. Karena baru untuk yang kedua kalinya aku berinteraksi dengannya di forum kepemanduan yang sudah empat kali pertemuan. Di forum perdana-moment ta’aruf- dia absen, pertemuan keduanya izin. Dan pada pertemuan selanjutnya-dimana ia datang- tak banyak pula ia bicara.

Dan kali itu barulah kusadari bahwa Allah memberiku tantangan yang berbeda lagi dari kondisi masing2 saudara yang begitu beragam. Kondisi yang membuatku tersungkur. Bersujud. Syukur atas segala nikmat, terutama nikmat iman dan islam. Syukur atas cinta-Nya, atas hidayah-Nya yang deras menghujan ini, Istiqomahkan hamba ya Rabb…

Sekaligus suatu kondisi yang membuatku kebingungan mencari cara harus bagaimana.
Suatu kondisi yang membuat hatiku menjerit. ”Tuhan…aku belum punya apa-apa…apa aku bisa??”

Jika pada waktu yang lain aku dihadapkan pada kondisi dimana aku harus mencoba meyakinkan seorang kawan bahwa yang sedang ia cari itu benar. Kali ini aku dihadapkan kepada yang lain-lain lagi, bahwa yang sudah ia peluk itulah yang benar dan yang ia lirik itu tidak benar.

Semua itu….adalah masalah untuk yakin. Seberapa kita bisa menancapkan keyakinan. Dan untuk meyakinkan orang lain, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Itu hal yang tidak gampang, kawan.

Yupzz, artikel2 di
www.pakdenono.com, bagian studi kritis pemahaman islam mungkin bisa jadi konsumsi untuk kalian yang memang butuh logika/penalaran dalam proses pencarian kebenaran. Semoga Allah memberi petunjuk ke jalan-Nya yang lurus. Aamiin.

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu…”
(QS. Al-Maidah : 3).

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam…”
(QS. Al-Imran : 19).

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
(QS. Al-Imran : 85).

“Katakanlah : “Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi: tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf 158).

Dari Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak seorang pun dari ummat ini, Yahudi maupun Nasrani, yang mendengar tentang aku, kemudian mati tidak mengimani sesuatu yang aku diutus karenanya, kecuali dia termasuk penghuni neraka.” (HR.Muslim).

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian1) terhadap kitab-kitab yang lain itu… ( QS. Al-Maidah : 48).

1) maksudnya: Al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya.

***

Segala puji bagi Allah. Aku memohon pertolongan- Nya, memohon ampunan-Nya, serta bertobat kepada-Nya. Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri serta perbuatan-perbuatan burukku.

Sungguh, barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada satupun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkan Allah, tidak ada satupun yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Selamat sejahtera semoga dilimpahkan kepadanya, kepada keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.

Aku ridha Allah menjadi Rabbku, islam sebagai agamaku, dan nabi Muhammad sebagai nabi dan rasulku..

Ya Rabbi, hamba ini, sudah jelas bukan ahlinya. Ilmu kimia jelas-jelas kalah urgen dibanding ilmu-ilmu seperti di pesantren itu.

Tapi, tak boleh ada penyesalan. Seperti kata seorang profesor yang pensiun bulan ini, ”Yang boleh ada hanya taubat dan syukur. Live is chemistry”. Allah telah memberi yang terbaik untukku. Alhamdulillahirobbil’alamin. Dan beginilah jalan ini mengajariku.

Akhirnya, dari jenak-jenak penuh hikmah itu, kuresapi juga kata-kata seorang kawan dalam tulisan2nya yg terkadang ”aneh”,
”Sebagian dari manusia melihat dengan mata, mendengar dengan kedua telinga mereka kemudian hatinya mencoba mengerti…Tapi sebagian dari manusia lainnya melihat dan mendengar hati, akalnya memahami dan dirinya memaafkan…”(si angin ribut baik hati-Mr.KAtS, 2007)

Dan bagiku, kebenaran senantiasa satu. Kebenaran yang datang dari Allah.

Wallahua’lam bisshowab…



0 komentar: